Review Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Agribisnis

Daftar Isi

Dalam aktivitas usaha agribisnis, penerapan manajemen menjadi suatu hal yang penting karena produk pertanian memiliki karakteristik yang unik.

Karakteristik unik seperti mudah rusak dan dipengaruhi oleh cuaca membedakan produk usaha agribisnis dengan usaha lain sehingga implementasi manajemen dalam usahanya tidaklah sama.

Oleh karenanya penerapan berbagai fungsi-fungsi manajemen dalam usaha agribisnis memiliki perbedaan dengan penerapan fungsi manajemen pada usaha di bidang lain.

Fungsi-fungsi manajemen dalam agribisnis

Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan menjadi fungsi dasar bagi semua fungsi-fungsi manajemen yang ada sebab di dalamnya terdapat kegiatan perancangan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan usaha.

Perencanaan sendiri memiliki pengertian yaitu hasil pemikiran yang mengarah ke masa depan dan berkaitan dengan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

Dengan perencanaan usaha agribisnis yang baik, berbagai risiko seperti fluktuasi harga input maupu output, perubahaan permintaan, dan keadaan alam dapat diminimalisir.

Perencanaan yang baik harus dapat menjawab beberapa pertanyaan meliputi what, why, where, when, who, dan how.

  1. What: tindakan apa yang harus dilakukan? Pertanyan ini akan menghasilkan jawaban tentang penjelasan kegiatan yang dilakukan dan apa-apa saja yang dibutuhkan.
  2. Why: mengapa hal tersebut dilakukan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah penjelasan tentang urgensi kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
  3. Where: dimana hal tersebut dilakukan? Pertanyaan ini akan menghasilkan jawaban tentang penjelasan tentang lokasi kegiatan dilakukan.
  4. When: kapan hal tersebut dilakukan? Jawaban dari pernyataan ini ialah keterangan waktu mulai dan berakhirnya kegiatan.
  5. Who: siapa yang akan melakukan hal tersebut? Pertanyaan ini akan menghasilkan jawaban tentang siapa yang akan melakukan kegiatan dengan kualifikasi yang sesuai.
  6. How: bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah penjelasan tentang metode dalam melakukan kegiatan.

Secara garis besar perencanaan dalam agribisnis mencakup beberapa aspek meliputi:

  • Penyusunan visi dan misi
  • Perencanaan produksi
  • Perencanaan sumberdaya manusia
  • Perencanaan pemasaran
  • Perencanaan keuangan

Untuk menyusun perencanaan usaha agribisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Tujuan dari Usaha Agribisnis

Tujuan yang ditetapkan dalam usaha agribisnis harus jelas dan memenuhi ciri-ciri yaitu SMART yang meliputi:

  • Specific: tujuan harus bersifat spesifik, maksudnya dapat didefinisikan dengan baik dan jelas sehingga tidak ambigu atau rancu.
  • Measurable: tujuan harus dapat diukur, maksudnya ada kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur progres atau kemajuan dalam mencapai tujuan.
  • Achievable: tujuan harus dapat dicapai, maksudnya tujuan yang akan ditetapkan harus memiliki kemungkinan untuk dicapai.
  • Relevant: tujuan harus bersifat relevan, maksudnya tujuan harus selaras dengan visi dan misi perusahaan agribisnis.
  • Time-Bound: tujuan harus memiliki target waktu yang jelas sehingga tahu kapan harus dimulai dan diselesaikan.

Penetapan Kebijakan

Kebijakan dalam perusahaan ialah pedoman yang berisi pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengambil keputusan atas berbagai tindakan untuk mencapai tujuan.

Kebijakan tersebut dapat ditetapkan secara tertulis maupun tidak tertulis, namun sebaiknya didokumentasikan secara tertulis sehingga dapat dipahami oleh semua anggota.

Strategi

Strategi berperan sebagai langkah guna mencapai visi, misi, dan tujuan. Strategi ini harus dibuat dengan tepat agar ketiga hal tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Hal ini dikarenakan strategi menjadi penentu arah dalam pelaksanaan aktivitas usaha dan penggunaan sumberdaya usaha agribisnis.

Penetapan Prosedur

Dalam menjalankan usaha, perlu adanya serangkaian prosedur untuk memudahkan mencapai tujuan. Ini dikenal juga dengan Standard Operating Procedure atau SOP.

SOP yang dibuat dalam usaha harus konsisten atau stabil agar produk yang dihasilkan nantinya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Aturan

Aturan merupakan bagian dari penetapan prosedur yang memiliki sifat lebih spesifik dan pasti.

Dalam aturan terdapat hukuman atau punishment yang akan diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran.

Penetapan Program

Program yang ditetapkan dalam manajemen usaha maksudnya adalah uraian-uraian operasional yang memuat kebijakan, prosedur, aturan, dan pemberian tugas serta anggaran untuk sebuah kegiatan.

Terdapat beberapa langkah dalam proses perencanaan antara lain mengumpulkan fakta, menganalisis fakta, memprediksi perubahan, menentukan tujuan dan hasil, mengembangkan alternatif, dan mengevaluasi progres atau kemajuan.

Fungsi Pengorganisasian (Organization)

Pengorganisasian merupakan kegiatan mengorganisir pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan berdasarkan tahapan-tahapan atau kelompok-kelompok tertentu.

Pengorganisasian terdiri dari pengklasifikasian dan pengelompokkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.

Pengelompokkan tersebut harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan sesuatu di posisi yang tepat agar dapat mencapai tujuan.

Rangkaian Kegiatan dalam Pengorganisasian

Adapun kegiatan-kegiatan dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut:

  • Penyusunan struktur organisasi
  • Penentuan pekerjaan yang akan dilakukan
  • Pemilihan dan penempatan anggota organisasi
  • Perumusan atau pendefinisian garis kegiatan, wewenang, dan tanggung jawab
  • Pembentukan hubungan yang akan diterapkan dalam organisasi

Terdapat dua jenis hubungan yang ada di dalam sebuah organisasi yaitu formal dan informal.

  1. Hubungan formal: hubungan yang bersifat resmi dan dapat ditunjukkan dengan bagan organisasi. Hubungan ini meliputi tanggung jawab, wewenang, dan pertanggungjawaban.
  2. Hubungan informal: hubungan yang tidak bersifat resmi dan umumnya berkaitan dengan hubungan yang bersifat manusiawi.

Fungsi Pengarahan (Actuating)

Pengarahan adalah kegiatan menggerakkan dan memberi motivasi kepada seluruh sumberdaya yang ada khususnya manusia untuk melakukan aktivitas usaha sesuai dengan yang telah direncanakan dan diorganisasikan.

Actuating juga dapat diartikan sebagai upaya menggerakkan sumberdaya yang dimiliki untuk dimanfaatkan dan bergerak dalam proses produksi.

Pengarahan menjadi fungsi manajemen agribisnis yang dapat menumbuhkan minat kerja sehingga perusahaan menjadi tetap hidup.

Hal ini dikarenakan pengarahan menjadi aspek hubungan manusiawi yang membuat anggota bersedia untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan.

Bentuk-Bentuk Pengarahan

Beberapa bentuk upaya dari pengarahan dalam manajemen agribisnis adalah sebagai berikut:

  • Memilih, mengalokasikan, dan melatih anggota
  • Menempatkan anggota sesuai dengan kemampuannya
  • Memberikan beban tugas dan tanggungjawab kepada anggota
  • Menentukan hasil yang akan dicapai
  • Membuat hasrat atau keinginan untuk berhasil
  • Memantau pekerjaan agar dilakukan dengan baik

Aspek-Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pengarahan

Pengarahan dalam manajemen agribisnis bergantung kepada aspek organisasi, aspek kepemimpinan, dan aspek pegawai. Untuk aspek organisasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Peraturan organisasi: adanya berbagai aturan dan ketentuan yang memberikan peluang perkembangan organisasi.
  2. Fasilitas organisasi: adanya berbagai fasilitas seperti perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang terpenuhi kuantitas dan kualitasnya sehingga dapat menunjang pergerakan usaha.
  3. Sarana komunikasi: adanya sarana komunikasi yang memadai untuk menyampaikan dan menerima informasi seperti internet, media sosial, telepon, dan sebagainya.

Peranan Manajer Agribisnis dalam Pengarahan

Manajer agribisnis berperan untuk membentuk iklim kerja yang baik melalui beberapa tindakan sebagai berikut:

  • Menunjukkan perilaku yang baik sehingga dapat menjadi contoh bagi anggota
  • Meningkatkan keikutsertaan dalam tim kerja dengan proporsional
  • Berusaha untuk fokus pada hasil dan tujuan perusahaan
  • Memberikan apresiasi dan teguran atau hukuman kepada anggota
  • Bersikap jujur, konsisten, dan adil kepada seluruh anggota
  • Menumbuhkan rasa kepercayaan dan memberikan inspirasi serta dorongan kepada anggota

Fungsi Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah kegiatan mengawasi pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan agribisnis.

Tujuannya adalah untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

Prinsip-Prinsip Pengawasan

Dalam pelaksanaannya, pengawasan harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Berorientasi pada kebenaran berdasarkan aturan yang berlaku
  • Berorientasi pada tujuan
  • Objektif, jujur, dan memprioritaskan kepentingan bersama
  • Menjamin efektivitas dan efisiensi hasil
  • Didasari oleh standar yang objektif, tepat, dan teliti
  • Dilakukan secara berkelanjutan dan menghasilkan umpan balik yang membawa kebaikan

Metode Pengawasan

Seorang manajer agribisnis dapat menggunakan beberapa metode dalam melakukan pengawasan meliputi:

Pengawasan langsung: contohnya seperti investigasi langsung ke lokasi, inspeksi, dan verifikasi.

Pengawasan tidak langsung: contohnya yaitu memeriksa hasil laporan.

Selain metode di atas, metode pengawasan juga terbagi menjadi pengawasan secara formal dan informal.

Jenis-Jenis Pengawasan

Fungsi pengawasan dalam manajemen agribisnis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

  1. Pre-actions control: jenis pengawasan yang bertujuan untuk memastikan seluruh kebutuhan, sumberdaya, dan keuangan yang diperlukan tersedia sebelum sebuah kegiatan agribisnis dimulai.
  2. Steering control: jenis pengawasan yang dirancang untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dan mengoreksinya sebelum berlanjut pada tahapan kegiatan berikutnya.
  3. Screening control: jenis pengawasan yang bertujuan untuk memastikan prosedur yang akan digunakan sebelum memulai kegiatan.
  4. Post-actions control: jenis pengawasan yang bertujuan untuk mengukur hasil dari kegiatan yang telah dilakukan dan dapat digunakan untuk mendorong atau memotivasi anggota.

Kesimpulan

Konsep fungsi-fungsi manajemen agribisnis pada dasarnya sama dengan fungsi manajemen lain namun ada perbedaan dalam pendekatannya.

Pendekatan fungsi-fungsi manajemen dalam manajemen agribisnis memiliki perbedaan dalam penerapannya dengan manajemen non-agribisnis.

Hal tersebut dikarenakan dalam manajemen agribisnis terdapat hal yang harus dipertimbangkan yaitu karakteristik usaha, produk, dan risiko usaha yang berbeda.

Saran

Terdapat konsep lain yang menjelaskan fungsi manajemen selain konsep POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

Untuk memperkaya pengetahuan dapat membaca fungsi manajemen yang lain seperti konsep PODCC (Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling).

Selain itu, juga terdapat fungsi manajemen tambahan yang lain seperti evaluasi, komunikasi, motivasi dan sebagainya.

Post a Comment