Review Kultur Teknik Budidaya Tanaman Kentang

Daftar Isi

Kentang merupakan salah satu tanaman pangan yang cukup banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pangan seperti beras, jagung, dan gandum.

Dalam pelaksanaan budidayanya tanaman kentang memiliki syarat tumbuh dan kultur teknik budidaya yang berbeda dengan tanaman lain.

Di kesempatan ini kita akan membahas tentang asal-usul tanaman kentang, syarat tumbuh, dan kultur teknik budidayanya.

Review cara budidaya tanaman kentang yang baik

Asal-Usul Tanaman Kentang

Tanaman kentang memiliki nama latin solanum tuberosum L. berasal dari wilayah dataran tinggi Andes di Amerika Selatan yang meliputi Bolivia, Ekuador, Kolombia, dan Peru.

Pada awal abad ke-16 tanaman kentang mulai diperkenalkan ke Eropa melalui Spanyol dari Kolombia dan Peru.

Pada akhir abad ke-17, tanaman kentang dikenalkan oleh orang-orang Inggris ke wilayah Asia seperti Cina, India, Jepang, dan wilayah Afrika serta Kepulauan Hindia Barat.

Di Indonesia sendiri tanaman kentang telah ditemukan tahun 1974 di daerah Cisarua yang berada di Kabupaten Bandung.

Daerah sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di berbagai provinsi antara lain :

  • Nanggroe Aceh Darussalam : Aceh Tengah dan Bener Meriah
  • Sumatera Utara : Karo dan Simalungun
  • Sumatera Barat : Agam dan Solok
  • Jambi : Kerinci dan Merangin
  • Sumatera Selatan : Pagar Alam
  • Bengkulu : Rejang Lebong
  • Jawa Barat : Bandung, Garut, Majalengka, dan Kuningan
  • Jawa Tengah : Banjarnegara, Brebes, dan Wonosobo
  • Jawa Timur : Batu, Magetan, Malang, Pasuruan, dan Probolinggo
  • Bali : Tabanan
  • Nusa Tenggara Barat : Lombok Timur
  • Sulawesi Utara : Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, dan Minahasa Selatan
  • Sulawesi Selatan : Enrekang, Gowa, dan Tator

Botani Tanaman Kentang

Tanaman kentang berdasarkan usianya tergolong ke dalam tanaman semusim. Tanaman ini memiliki bentuk perdu.

Perbanyakan tanaman kentang yang dilakukan pada umumnya dilakukan secara vegetatif menggunakan umbi.

Perbanyakan kentang secara generatif menggunakan biji biasanya dilakukan untuk kegiatan pemuliaan tanaman.

Namun demikian, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang tanaman kentang sudah bisa diperbanyak melalui kultur jaringan.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanes

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L.

Kentang memiliki jenis yang beragam. Berdasarkan warna umbinya kentang dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu :

  1. Kentang Kuning : memiliki kulit dan daging umbi berwarna kuning. Contohnya kentang Eigenheimer, Rapan-106, Thung 151-C, dan Patrones.
  2. Kentang Merah : memiliki daging umbi berwarna kuning dan kulit berwarna merah. Contohnya kentang Arka, Desire, dan Red Pontiac.
  3. Kentang Putih : memiliki daging dan kulit umbi berwarna putih. Contohnya kentang Donata, Radosa, dan Sebago.

Syarat Tumbuh Tanaman Kentang

Agar tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal, lokasi budidaya tanaman kentang harus memenuhi syarat tumbuh.

Beberapa faktor yang menjadi syarat tumbuh dalam budidaya tanaman kentang adalah sebagai berikut :

Tanah

Untuk berproduksi deengan maksimal tanaman kentang menghendaki tanah dengan kondisi lempung, lempung berpasir, lempung liat berpasir, atau tanah gambut dengan kedalaman berkisar antara 60 sampai 100 cm.

pH tanah yang optimum bagi tanaman kentang berkisar antara 5 hingga 6,5 disertai dengan drainase yang baik.

Kelembaban tanah optimum untuk budidaya kentang berada pada tingkat sedang. Jika kelembaban berada pada tingkat tinggi, maka dapat menyebabkan umbinya menjadi tidak normal.

Sedangkan untuk suhu optimum, terdapat perbedaan berdasarkan fase tumbuh tanaman kentang.

Misalnya saat perkecambahan, suhu optimum bagi kentang sekitar 22℃. Jika tinggi dari itu maka perkecambahannya akan terhambat.

Kemudian ketika fase pembentukan umbi, pembentukannya akan berkurang jika suhu tanah berada di atas 20℃ dan tidak akan terbentuk sama sekali jika suhunya di atas 29℃.

Disamping itu, beberapa varietas atau kultivar dari tanaman kentang juga memiliki suhu optimum tertentu.

Iklim

Dari faktor iklim, tanaman kentang menghendaki daerah yang memiliki iklim sub-tropis.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri yang merupakan daerah tropis, kentang dibudidayakan di dataran tinggi mulai dari 500 mdpl hingga 2.000 mdpl.

Untuk tumbuh dengan baik tanaman kentang menghendaki suhu harian optimum antara 16℃ sampai 18℃.

Di sisi lain, fotoperiodisitas juga memengaruhi pertumbuhan tanaman kentang dimana semakin panjang fotoperiodisitas akan menghasilkan umbi yang maksimum.

Intensitas cahaya yang tinggi disertai dengan kadar nitrogen yang rendah dapat membantu peningkatan pembentukan umbi kentang.

Kultur Teknik Budidaya Tanaman Kentang

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan budidaya tanaman kentang yaitu bibit atau benih, persiapan lahan, penanaman, jarak tanam, pemupukan, dan pemeliharaan.

Persiapan dan Pengadaan Bibit atau Benih

Perbanyakan tanaman kentang dilakukan secara vegetatif sehingga penyakit bisa ditularkan lewat umbi.

Oleh karena hal tersebut untuk memperoleh hasil yang optimal bibit kentang perlu dipilih dari umbi dari induk yang bebas penyakit dan punya potensi produksi yang tinggi.

Guna menjamin hal tersebut, petani kentang perlu menanam benih bersertifikat yang bebas dari infestasi patogen dan terjamin kemurniannya.

Benih kentang bersertifikat dapat diperoleh dari instansi seperti Balai Benih Induk Hortikultura atau penangkar benih yang terdaftar di Dinas Pertanian setempat.

Persiapan Lahan Budidaya Kentang

Sebelum ditanam di lahan, lahan budidaya kentang dibersihkan dari gulma, kotoran, dan sisa-sisa tanaman serta benda lainnya.

Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada pertumbuhan tanaman kentang.

Cara membersihkannya yaitu menggemburkan tanah dengan mencangkul tanah sedalam kurang lebih 30 cm disertai dengan membenamkan gulma dan sisa tanaman.

Kemudian untuk benda-benda lain seperti batu, tunggul atau sampah disingkirkan atau dibuang.

Setelah dibersihkan, lahan didiamkan sekitar 2 minggu guna memperbaiki aerasi tanah dan tata udara kemudian setelahnya dibentuk bedengan.

Ukuran bedengan yang dapat dibuat untuk budidaya kentang adalah lebar 1 sampai 1,2 meter dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan serta tinggi bedengan kurang lebih 30 cm.

Untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan, jarak antar bedengan tanaman kentang yang dapat dipakai adalah berkisar antara 50 sampai 60 cm.

Jika lahan budidaya kentang berada di areal miring, maka untuk meminimalisir risiko erosi dan leaching pada pupuk bedengan dibuat melintang terhadap arah kemiringan.

Sebelum kentang ditanam di lahan, sebaiknya bedengan diberi pupuk kandang dengan cara ditebar atau diberikan di sekitar lubang tanam.

Penanaman dan Pengaturan Jarak Tanam Kentang

Bibit kentang yang ideal untuk ditanam memiliki kriteria telah tumbuh tunas dengan panjang 1 sampai 2 cm.

Jarak tanam bibit kentang yang dapat digunakan adalah 75 hingga 90 cm antar barisan dan 25 hingga 30 cm di dalam barisan.

Sedangkan untuk kedalamannya, umbi ditanam pada kedalaman berkisar antara 5 sampai 10 cm.

Umbi atau bibit tanaman kentang yang telah ditanam selanjutnya ditimbun dengan tanah.

Untuk menghindari serangan cendawan yang bersifat patogen, umbi bibit kentang dapat diberikan fungisida.

Kebutuhan bibit kentang untuk budidaya dipengaruhi oleh bobot umbi yang dipilih untuk ditanam.

Untuk bibit kentang dengan berat 30 sampai 40 gram kebutuhan bibit berkisar antara 1,2 hingga 1,5 ton per hektar.

Jika bobot umbi kentang yang dipakai berkisar 40 sampai 60 gram, maka kebutuhan bibitnya meningkat menjadi sekitar 2,25 ton per hektar.

Pemupukan Tanaman Kentang

Tanaman kentang memerlukan unsur hara tertentu untuk tumbuh dengan baik yang dapat diberikan melalui pupuk. Adapun unsur hara yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pupuk yang memiliki kandungan unsur Nitrogen (N) dengan dosis 100 hingga 150 kilogram per hektar. Jumlah tersebut hampir sama dengan pupuk ZA sebanyak 476 sampai 714 kilogram per hektar atau urea sebanyak 217 sampai 326 kilogram per hektar.

Pupuk yang mengandung unsur Fosfor (P2O5) dengan dosis 150 sampai 200 kilogram per hektar. Jumlah ini hampir sama dengan pupuk SP36 sebanyak 416 sampai 555 kilogram per hektar.

Pupuk yang mempunyai kandungan unsur Kalium (K2O) dengan dosis 100 sampai 150 kilogram per hektar atau setara dengan pupuk KCl sebanyak 166 hingga 250 kilogram per hektar.

Dosis pupuk di atas dapat mengalami perubahan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah pada lahan yang digunakan.

Pemeliharaan Tanaman Kentang

Beberapa kegiatan dalam pemeliharaan tanaman kentang adalah penyiangan, pembumbunan, dan penyiraman.

Selain itu, dalam pemeliharaan perlu juga dilakukan upaya melindungi tanaman kentang dari serangan hama dan penyakit.

Untuk mencegah solainin dan warna hijau muncul pada umbi, pada saat bibit kentang berumur satu bulan perlu dilakukan pembumbunan dan penyiangan.

Penyiraman tanaman kentang tidak boleh melewati kapasitas lapang karena tanaman ini sangat peka dengan air tanah yang berlebih.

Kelembaban tanah yang tinggi pada lahan budidaya kentang dapat mengakibatkan pertumbuhan umbi menjadi tidak normal serta bercabang-cabang.

Pemanenan Tanaman Kentang

Tanaman kentang dapat dipanen setelah berumur sekitar 3 hingga 4 bulan tergantung varietas yang ditanam.

Secara umum, tanda kentang siap untuk dipanen adalah daun dan cabang bagian pucuknya berwarna menguning.

Jika pemanenan dilakukan lebih awal, perlu dilakukan perebahan atau pemangkasan cabang-cabang beberapa hari sebelum menggali kentang guna memberikan stimulus pembentukan kulit.

Apabila kentang yang hendak dipanen akan dijadikan bibit, maka pemanenan dilakukan setelah umurnya berkisar 2 sampai 2 setengah bulan dimana sebelumnya tanaman telah dimatikan dengan memangkas bagian atasnya.

Penggalian umbi saat pemanenan kentang harus dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalisir terjadinya luka atau memar pada kentang yang disertai dengan munculnya bintik-bintik hitam karena serangan bakteri atau cendawan.

Kesimpulan

Kentang merupakan tanaman yang berasal dari daerah Amerika Selatan dan ditemukan di Indonesia pada tahun 1794 di daerah Cisarua Kabupaten Bandung.

Tanaman semusim ini berkembang biak secara vegetatif dengan menggunakan umbi dan juga dapat diperbanyak dengan kultur jaringan.

Untuk tumbuh dengan baik tanaman kentang menghendaki beberapa syarat tumbuh seperti kondisi tanah dan iklim yang optimum.

Kegiatan-kegiatan dalam budidaya tanaman kentang meliputi pengadaan dan persiapan bibit atau benih, persiapan lahan, pengaturan jarak tanam, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan.

Saran

Guna memperoleh hasil yang baik dari segi kuantitas dan kualitas, dalam budidaya kentang perlu diusahakan memenuhi syarat tumbuhnya.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan hara tanaman kentang juga penting untuk dilakukan dengan memberikan pupuk sesuai dengan dosis.

Disamping itu, kegiatan pemeliharaan selama budidaya kentang juga perlu dilakukan secara teratur.

Post a Comment