Review Jenis Limbah Yang Dapat Dijadikan Pupuk Kompos

Daftar Isi

Pupuk kompos adalah salah satu pupuk dalam pertanian yang terbuat dari bahan-bahan organik.

Pupuk jenis ini memiliki keunggulan dimana bahan-bahan untuk membuatnya mudah untuk diperoleh.

Selain itu, beberapa jenis limbah ternyata dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat pupuk kompos.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas berbagai jenis limbah yang dapat dijadikan pupuk kompos.

Jenis-jenis limbah yang bisa dijadikan sebagai pupuk kompos

Limbah Rumah Tangga

Limbah ini merupakan limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga yang dilakukan oleh manusia.

Di Indonesia terdapat jutaan rumah tangga yang menghasilkan limbah rumah tangga setiap harinya.

Jumlah limbah rumah tangga yang diproduksi oleh rumah tangga tersebut cenderung bervariasi.

Limbah rumah tangga terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu limbah organik dan anorganik.

Limbah rumah tangga yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos adalah yang jenis organik.

Contohnya seperti sisa potongan sayur-sayuran, kulit buah-buahan, cangkang telur, dan lain sebagainya.

Pupuk kompos dari limbah rumah tangga dianjurkan dibuat dari limbah organik yang mudah membusuk.

Jika pupuk kompos yang akan dibuat menggunakan limbah seperti susu kedaluwarsa, daging, duri, dan sisa nasi yang akan menimbulkan bau busuk dan bibit penyakit maka disarankan menggunakan dekomposer anaerob.

Masing-masing jenis limbah rumah tangga mempunyai karakteristik tersendiri yang berpengaruh pada keberhasilan pembuatan kompos.

Limbah Pertanian

Limbah pertanian merupakan bahan yang dibuang berupa bahan yang tidak terpakai atau sisa-sisa dari aktivitas pertanian.

Contoh limbah pertanian adalah bagian vegetatif tanaman seperti jerami, sabut kelapa, sekam padi, tongkol jagung, dan sebagainya.

Pada umumnya sebagian jenis limbah pertanian memiliki nilai C/N ratio yang tidak jauh dengan C/N ratio tanah.

C/N ratio adalah rasio atau perbandingan antara jumlah kandungan unsur Karbon (C) dengan jumlah kandungan unsur Nitrogen (N) dalam bahan organik.

Proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat jika nilai C/N ratio bahan organik kompos mendekati C/N ratio tanah.

Terdapat banyak jenis limbah pertanian yang dapat dijadikan kompos. Beberapa limbah yang baik untuk dijadikan kompos adalah sebagai berikut :

  • Jerami Padi
  • Sekam Padi
  • Tongkol Jagung
  • Tongkol Sorgum
  • Kulit Kacang
  • Batang Tanaman Kacang
  • Batang Tanaman Kedelai
  • Bekatul

Dari beberapa jenis limbah pertanian yang disebutkan di atas, jerami padi menjadi limbah yang paling banyak jumlah unsur haranya.

Limbah Peternakan

Limbah peternakan adalah bahan yang dibuang atau bahan sisa yang tidak terpakai dari aktivitas peternakan.

Limbah tersebut dapat berbentuk padat seperti feses atau kotoran dan cair seperti urin serta sisa buangan lainnya.

Pemeliharaan hewan ternak menjadi salah satu aktivitas peternakan yang menghasilkan limbah peternakan paling banyak.

Hewan ternak yang banyak diternakkan di Indonesia antara lain sapi, ayam, kambing, dan domba.

Banyaknya pelaku usaha ternak di Indonesia membuat bahan baku kompos dari limbah peternakan menjadi mudah didapat.

Hal ini dikarenakan pelaku usaha ternak tersebut memelihara hewan ternak dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga jumlah produksi limbah menjadi banyak.

Sebagai contoh sapi bisa menghasilkan kotoran 10 kg/hari, ayam 150 gram/hari, dan kambing 0,5 kg/hari.

Apabila pengomposan dilakukan terhadap kotoran tersebut mka jumlahnya dapat susut hingga 50%.

Kompos tersebut memiliki nilai guna sehingga dapat dijual kepada orang yang membutuhkan seperti untuk budidaya tanaman.

Jadi pelaku usaha ternak dapat mengurangi jumlah limbah dan menambah pendapatan dari kegiatan pengomposan tersebut.

Kotoran ayam dan kotoran sapi menjadi limbah peternakan yang paling baik untuk diolah menjadi kompos.

Hal ini dikarenakan kotoran ayam dan sapi mengandung unsur hara yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan kotoran kambing dan domba.

Adapun unsur hara yang dimaksud antara lain Nitrogen (N), Kalium (K), Fosfor (P), Kalsium (Ca), Zat Besi (Fe), Sulfur (S), Magnesium (Ma), Tembaga (Cu), dan Boron (Bo).

Limbah Perkebunan

Limbah perkebunan adalah limbah yang berasal dari kegiatan pengelolaan atau budidaya tanaman perkebunan.

Komoditas tanaman perkebunan contohnya adalah kelapa sawit, kakao, teh, kopi, cengkeh, dan kelapa.

Dari komoditas yang disebutkan tersebut kelapa sawit menjadi komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dari luasnya lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai lebih dari 16 juta hektare.

Melihat hal tersebut limbah kelapa sawit mempunyai potensi besar untuk diolah jadi kompos karena produksinya yang juga besar.

Limbah kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara yang cukup banyak meliputi :

  • Karbon (C) Organik sekitar 28,53%
  • Fosfat (P) sekitar 2,5%
  • Kalium (K) sekitar 1,62%
  • Kalsium (Ca) sekitar 1,35%
  • Nitrogen (N) sekitar 1,17%

Pengomposan limbah kelapa sawit memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karenanya perlu dilakukan upaya untuk mempercepat prosesnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penambahan bioaktivator seperti Trichoderma sebelum melakukan pengomposan pada limbah kelapa sawit.

Gulma

Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan di lahan.

Keberadaan gulma di sekitar tanaman dapat merugikan karena bisa menjadi sarang hama dan penyakit sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas hasil produksi.

Dibalik sifat gulma yang merugikan, ternyata gulma dapat diubah menjadi kompos yang membawa manfaat dan menguntungkan.

Beberapa jenis gulma yang bisa diolah jadi kompos serta kandungan unsur haranya antara lain

  • Crotalaria juncea : mengandung 5,14% nitrogen; 3,95% kalium; dan 0,43% fosfor
  • Crotalaria mucronata : mengandung 5% nitrogen; 1,5% kalium; dan 0,2% fosfor
  • Calopogonium mucunoides : mengandung 3,7% nitrogen; 2,7% kalium; dan 0,3% fosfor
  • Tithonia diversifolia : mengandung 3,4% nitrogen; 3,1% kalium; dan 0,3% fosfor
  • Cromoleana odorata : mengandung 2,65% nitrogen; 1,9% kalium; dan 0,53% fosfor
  • Centrosema pubescens : mengandung 2,6% nitrogen; 1,8% kalium; dan 0,2% fosfor

Selain kompos, beberapa jenis gulma juga dapat dijadikan pestisida nabati seperti Tithonia diversifolia.

Limbah Industri

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menghasilkan limbah terbanyak dari kegiatannya.

Sebagian limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri tersebut berbahaya bagi manusia dan lingkungan hidup.

Meskipun demikian, terdapat beberapa jenis limbah industri yang dapat dimanfaatkan salah satunya menjadi kompos.

Berikut adalah beberapa jenis limbah industri yang dapat dijadikan sebagai kompos :

  • Limbah industri kertas : jenis limbah ini dapat diperoleh dari instalasi pengolahan air limbah di pabrik kertas. Untuk memproses limbah ini menjadi kompos dibutuhkan waktu hingga 45 hari dan untuk mempercepatnya bisa diberikan bahan tambahan berupa bioaktivator seperti Trichoderma.
  • Limbah industri tahu : merupakan jenis limbah yang didapat dari pembuatan tahu. Jenis limbah ini kaya akan unsur Nitrogen dan mineral. Pembuatan kompos dari limbah industri tahu dapat memakan waktu lebih dari dua minggu.
  • Limbah industri kayu : contoh limbah jenis ini adalah serbuk kayu atau serbuk gergaji. Limbah ini mudah menyerap air sehingga pada pembuatan kompos sering dijadikan sebagai campuran untuk kompos kotoran hewan.

Kesimpulan

Jenis-jenis limbah yang dapat dijadikan pupuk kompos meliputi limbah rumah tangga, pertanian, peternakan, perkebunan, gulma, dan limbah industri.

Namun demikian, tidak semua bahan yang berasal dari jenis limbah tersebut dapat menghasilkan pupuk kompos yang baik.

Oleh karenanya jika ingin membuat pupuk kompos dari limbah-limbah tersebut perlu diperhatikan bahan yang akan digunakan.

Saran

Untuk menghasilkan pupuk kompos yang baik, proses pembuatan kompos harus dilakukan dengan benar dan tepat.

Selain jenis limbah yang digunakan, bahan campuran dalam pembuatan pupuk kompos juga harus diperhatikan untuk meminimalisir terjadinya kegagalan.

Setiap pupuk kompos dari berbagai jenis limbah memiliki tata cara pengaplikasian yang berbeda sehingga sebelum memberikan kompos pada tanaman perlu dipelajari cara pengaplikasiannya.

Post a Comment