Review Sejarah, Klasifikasi, dan Morfologi Tanaman Alpukat
Alpukat merupakan salah satu tanaman tahunan yang memiliki beragam kegunaan dan manfaat bagi manusia.
Dari sudut pandang agribisnis, tanaman alpukat memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak petani yang membudidayakannya.
Tanaman alpukat memiliki sejarah yang unik dan morfologi yang khusus yang membedakannya dengan tanaman tahunan lain.
Sejarah Tanaman Alpukat
Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah yang merupakan daerah bagian tropis di dalam benua Amerika.
Hal tersebut didasari oleh penemuan fosil buah dari spesies yang sama dengan alpukat dan masyarakat di sana seperti suku Maya dan Inca sudah mengonsumsi buah ini sejak zaman dahulu.
Di Indonesia sendiri tanaman alpukat diperkirakan masuk pada abad ke-18 dan secara resminya antara tahun 1920 hingga 1930.
Pada saat itu Indonesia mendatangkan 20 varietas tanaman alpukat yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat.
Adapun tujuan introduksi tanaman tersebut adalah untuk memperoleh varietas unggul untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Klasifikasi Tanaman Alpukat
Tanaman alpukat merupakan tanaman introduksi dimana maksudnya tanaman ini tidak asli berasal dari Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan umurnya tanaman alpukat tergolong ke tanaman perennial atau tanaman tahunan.
Kemudian berdasarkan jumlah kotiledonnya tanaman ini memiliki dua kotiledon sehingga termasuk tanaman dikotil.
Tanaman alpukat memiliki klasifikasi secara lengkap sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea Americana Mill.
Tanaman alpukat memiliki 3 jenis pengelompokkan berdasarkan sifat ekologinya, yaitu sebagai berikut :
Alpukat Ras Meksiko
Sesuai dengan namanya, tanaman alpukat ras ini berasal dari Meksiko dan juga Ekuador dengan iklim semi tropis dan ketinggian berkisar 2.400 hingga 2.800 mdpl.
Karena tumbuh di dataran tinggi, alpukat ras Meksiko memiliki ketahanan terhadap suhu dingin. Buah masak sekitar 6 bulan sejak berbunga dan dapat lebih cepat.
Biji alpukat ras meksiko memenuhi rongga buah. Daun dan batangnya memiliki bau adas, bentuknya oval dan bertangkai pendek.
Buah alpukat ras Meksiko tergolong kecil dengan berat 100 hingga 225 gram namun pada daging buahnya mengandung lemak yang tinggi.
Alpukat Ras Hindia Barat
Alpukat ras ini berasal dari daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian di bawah 800 mdpl dan beriklim tropis.
Alpukat ras Hindia Barat sangat peka terhadap suhu dingin dimana ambang toleransinya hanya mencapai minus 2 derajat Celsius.
Untuk masa panen, ras ini memiliki masa berbuah sekitar 6 hingga 9 bulan terhitung sejak tanaman alpukat berbunga.
Buahnya tergolong besar dengan berat sekitar 400 sampai 2.300 gram. Kulitnya tebal dan licin agak liat.
Kandungan minyak dalam alpukat ras Hindia Barat merupakan yang paling rendah dari ras Meksiko dan ras Guatemala.
Pada morfologinya, alpukat ras ini memiliki biji dengan kepingan kasar dan ukuran besar sehingga sering lepas di dalam rongga buah.
Berbeda dengan ras Meksiko, daun alpukat ras ini tidak berbau adas dan warnanya lebih terang serta bertangkai pendek.
Alpukat Ras Guatemala
Alpukat ini berasal dari daerah Amerika Tengah yang beriklim subtropis dengan ketinggian berikisar antara 800 hingga 2.400 mdpl.
Ras Guatemala kurang tahan terhadap suhu dingin dimana ambang batas toleransinya mencapai minus 4,5 derajat Celsius.
Buahnya memiliki ukuran besar dengan berat berkisar antara 200 sampai 2.300 gram serta kandungan minyak yang cukup tinggi.
Kulit buah memiliki tekstur keras, tebal, dan kasar. Terdapat bintil-bintil pada kulit dan mudah mengalami kerusakan.
Sama dengan ras Hindia Barat, daunnya tidak berbau adas. Bijinya menempel erat dalam rongga buah karena ukurannya yang relatif kecil.
Tanaman alpukat varietas unggul memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
- Memiliki produksi yang tinggi
- Buah berbentuk oval dengan ukuran sedang dan seragam
- Kulit buah licin
- Daging buah tidak berserat dan berkualitas baik
- Ukuran biji kecil dan melekat dalam rongga
Varietas unggul tanaman alpukat yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain alpukat ijo bundar dan alpukat ijo panjang.
Morfologi Tanaman Alpukat
Bagian tanaman alpukat yang akan dibahas morfologinya adalah akar, batang, buah, bunga, dan daunnya.
Akar Tanaman Alpukat
Akar tanaman alpukat terdiri atas dua jenis, yaitu akar tunggang dan akar rambut. Jumlah rambut pada akar alpukat termasuk sedikit.
Hal tersebut menyebabkan pemberian pupuk pada alpukat harus sedekat mungkin dengan akar dengan jarak sekitar 30 sampai 40 cm.
Sistem perakaran tanaman alpukat berkembang di permukaan tanah dimana berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara.
Batang Alpukat
Batang tanaman alpukat memiliki warna cokelat kotor dengan cabang dan ranting yang disertai dengan rambut halus.
Tingginya dapat mencapai 20 meter dan biasanya digunakan untuk okulasi, penyambungan, dan pengembangan bibit.
Batang alpukat termasuk batang berkayu dan memiliki kambium. Batangnya tergolong mudah untuk dilakukan sambung pucuk namun sulit untuk dicangkok.
Daun Tanaman Alpukat
Daun tanaman alpukat tergolong daun tunggal. Daun muda berwarna kemerahan dengan rambut yang rapat, dan daun tua berwarna hijau.
Tangkai daun alpukat memiliki panjang berkisar antara 1,5 hingga 5 cm. Untuk ukuran daunnya panjang sekitar 10 sampai 20 cm dan lebar antara 3 hingga 10 cm.
Bentuk daun lonjong sampai oval memanjang, ujung dan pangkalnya runcing, bagian tepi rata, tulang daun menyirip, dan letaknya berdesakan di ujung ranting.
Pada alpukat ras Meksiko daun berbau adas, sedangkan pada ras Guatemala dan ras Hindia Barat daunnya tidak berbau adas.
Bunga Tanaman Alpukat
Berdasarkan sifatnya, bunga tanaman alpukat tergolong bunga sempurna atau hemaprodit karena bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu individu.
Untuk sifat pembungaannya, tanaman alpukat ternasuk dikogami dimana setiap bunga mekar 2 kali berselang, menutup antara 2 mekar dalam waktu berbeda.
Contohnya saat hari mekar pertama, bunga betina yang berfungsi sedangkan pada hari mekar berikutnya bunga jantan yang berfungsi.
Berdasarkan pembungaan, tanaman alpukat terbagi menjadi dua tipe :
- Tipe A : alpukat tipe ini bunga betinanya mekar waktu pagi dan bunga jantan mekar saat sore di hari berikutnya.
- Tipe B : tipe alpukat ini bunga betinanya mekar saat sore hari dan bunga jantannya mekar di waktu pagi pada hari berikutnya.
Buah Alpukat
Buah yang dihasilkan tanaman alpukat memiliki bentuk lonjong, oval atau bulat telur hingga bulat tidak simetris.
Untuk panjang buah alpukat berkisar 9 sampai 11,5 cm dan beratnya sekitar 0,25 hingga 0,38 kilogram.
Warna buah biasanya hijau hingga ungu kecokelatan, memiliki bintik-bintik warna ungu, dan kulitnya lembut.
Terdapat biji di dalam buah alpukat dengan keping berwarna putih kemerahan, biasanya berukuran 5,5 x 4 cm dengan diameter 6,5 sampai 7,5 cm.
Buah alpukat yang matang mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan bijinya dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman.
Kesimpulan
Tanaman alpukat berasal dari benua Amerika di daerah bagian yang memiliki iklim tropis dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Tanaman alpukat merupakan tanaman introduksi dan memiliki beberapa ras seperti ras Meksiko, ras Hindia Barat, dan ras Guatemala.
Dalam morfologi tanaman alpukat terdapat perbedaan yang disebabkan oleh jenis atau varietas dan ras yang berbeda.
Saran
Dalam melakukan budidaya tanaman alpukat sebaiknya digunakan bibit dengan varietas unggul untuk memperoleh hasil yang maksimal dan berkualitas baik.
Setiap ras tanaman alpukat memiliki syarat tumbuh yang berbeda-beda, oleh karenanya sebelum melakukan budidaya hal ini perlu diperhatikan.
Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perbedaan perlakuan dalam teknis budidaya dari berbagai ras dan varietas tanaman alpukat.
Post a Comment